Jumat, 18 Desember 2009

Sebuah pengorbanan yang hakiki


Waktu kau mengemis padaku .Itulah istilah yang kau katakan .Aku hanya terdiam dalam gemuruhnya badai menerpa hati.Tak terasa pertahanan bendungan air mata mengalir bagai air bah.Pelukanmu kala itu tak membuat ku luluh.Serasa beku menggigil.Hanya melayang menerawang mengarah pada asa yang hilang.Bayangan demi bayangan berkelebat .Tentang semua yang ada pada lingkupan kasih sayangku.Tak mungkin aku keluar dari lingkupan yang selama ini menjadi separuh jiwaku.Aku melihat airmatamu menitik .Ada rasa berat yang membebani hatimu untuk permohonanmu ini.Permohonan yang terlalu miris kau ungkapkan.Suatu pilihan yang terlalu menyesakkan dada.Jalanpun buntu untuk kulewati.Semua jalan telah tertutup oleh kepasrahanku.Dengan beratnya hati kuanggukan permohonanmu.Kusadari pengorbanan hati yang terlalu besar ini.Semua untuk sebuah perjalanan umat menuju-NYA.Bukan hanya semata untukku.Sampai saat ini pengorbanan ku terus dan terus akan kukorbankan walau hati tercabik luka.Sebuah pengorbanan yang hakiki.


~~~~~00000~~~~~~

5 komentar:

  1. puisi indah namun menggiris nih, mbak.

    BalasHapus
  2. Semoga pengorbanannya berbuah manis dan mendapat ridho Allah! Amin!

    BalasHapus
  3. ..namun sungguh sebuah cinta yang hakiki..pengorbanan yang agung.

    BalasHapus
  4. pengorbanan yg hakiki akan berbuah maniz,semuanya hanya semata2 untuk/karena ALLAH SWT.....biarkan mencinta tapi tidak melebihi cintaku padaa sang pencipta

    BalasHapus
  5. ah sebuah kepasrahan yang bulat kepada Allah melahirkan pengorbanan yang begitu tinggi

    BalasHapus